Jumat, 21 Februari 2020

Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru

Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru

Berkenaan  dengan  pemilihan  bahan  ajar,  secara  umum masalah  muncul berkenaan  dengan  penentuan  jenis  materi,  kedalaman,  ruang  lingkup,  urutan penyajian, perlakuan  (treatment) terhadap materi  pembelajaran,  dsb. Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di  mana bahan ajar itu didapatkan.  Ada  kecenderungan  sumber  bahan  ajar  dititikberatkan  pada  buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti  seperti  terjadi  selama ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. 
Kesulitan  lainnya  berkenaan  dengan  bahan  ajar  adalah  guru  memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi  bahan ajar yang  tidak  sesuai  dengan  kompetensi  yang  ingin  dicapai  oleh  siswa.  Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku. Sehubungan  dengan  itu,  perlu  disusun  rambu-rambu  pemilihan  dan pemanfaatan  bahan  ajar  untuk  membantu  guru  agar  mampu  memilih  materi pembelajaran atau bahan ajar dan memanfaatkannya dengan baik. Rambu-rambu dimaksud antara  lain berisikan konsep dan prinsip pemilihan materi  pembelajaran, penentuan  cakupan,  urutan,  kriteria  dan  langkah-langkah  pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.

a.  Strategi urutan penyampaian simultan

Jika guru  harus  menyampaikan  materi  pembelajaran  lebih  dari  satu,  maka menurut  strategi  urutan  penyampaian  simultan,  materi  secara  keseluruhan disajikan secara serentak,  baru kemudian diperdalam satu demi  satu (Metode global).  Misalnya  guru  akan  mengajarkan  materi  dari  KD IPS  5.1  Mengenal  makna peninggalan-peninggalan  sejarah  yang  berskala  nasional  dari  masa  HinduBudha  dan  Islam di  Indonesia.  Pertama-tama  Guru  menyajikan  tiga  masa sekaligus secara garis besar, kemudian setiap masa hindu, budha, Islam disajikan secara mendalam.

b.  Strategi urutan penyampaian suksesif

Jika guru manyampaikan materi  pembelajaran lebih dari  satu,  maka menurut strategi  urutan panyampaian  suksesif,  sebuah materi  satu demi  satu disajikan secara  mendalam  baru  kemudian  secara  berurutan  menyajikan  materi berikutnya secara  mendalam pula.  Contoh yang sama,  misalnya guru  akan mengajarkan materi peninggalan sejarah Islam. Pertama-tama guru menyajikan masa peninggalan sejarah Islam.  Setelah semua disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan masa peninggalan berikutnya yaitu Hindu, Budha.

c. Strategi penyampaian fakta

Jika guru manyajikan materi  pembelajaran termasuk jenis  fakta (nama-nama benda,  nama tempat,  peristiwa sejarah,  nama orang,  nama lambang atau simbol,  dsb.)  strategi  yang tepat  untuk  mengajarkan materi  tersebut  adalah sebagai berikut:
(1) Sajikan materi fakta dengan lisan, tulisan, atau gambar.
(2) Berikan bantuan kepada siswa untuk menghafal. Bantuan  iberikan dalam bentuk penyampaian secara bermakna,  menggunakan jembatan ingatan, jembatan  keledai,  atau  mnemonics,  asosiasi  berpasangan,  dsb.  Bantuan penyampaian materi  fakta secara bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir  tertentu  untuk  membantu  menghafal.  Sebagai  contoh,  untuk menghafal  jenis-jenis  sumber  belajar  digunakan  cara  berpikir:  Apa,  oleh siapa,  dengan menggunakan bahan,  alat,  teknik,  dan lingkungan seperti apa?  Berdasar  kerangka  berpikir  tersebut,  jenis-jenis  sumber  belajar diklasifikasikan manjadi:  Pesan, orang,  bahan,  alat,  teknik,  dan lingkungan. Bantuan mengingat-ingat jenis-jenis sumber  belajar  tersebut  menggunakan jembatan  keledai,  jembatan  ingatan   (mnemonics)  menjadi   POBATEL (Pesan,  orang bahan, alat,  teknik, lingkungan).  Bantuan menghafal  berupa asosiasi  berpasangan  (pair  association)  misalnya untuk mengingat-ingat  di mana letak  stalakmit  dan stalaktit  pada pelajaran sains. Apakah stalaktit di atas  atau  di  bawah?  Untuk  menjawab pertanyaan  tersebut,  pasangkan huruf  T pada  atas,  dengan T pada  tit-nya stalaktit.  Jadi  stalaktit terletak di atas,  sedangkan  stalakmit  terletak  di  bawah.  Contoh  lain  penggunaan  jembatan  keledai  atau  jembatan  ingatan:   (1)  PAO-HOA  (Panas  AprilOktober,  Hujan Oktober  – April).   (2)  Untuk menghafal  nama-nama bulan yang  berumur  30  hari  digunakan  AJUSENO  (April,  Juni,  September, Nopember).

d. Strategi penyampaian konsep

Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari  konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciriciri,  unsur,  membedakan,  membandingkan,  menggeneralisasi,  dsb.  Langkah langkah mengajarkan konsep:
1)    Sajikan konsep
2)    Berikan bantuan (berupa inti  isi, ciri-ciri  pokok, contoh Dan bukan contoh),
3)    Berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari  contoh lain,
4)    Berikan umpan balik,  
5)    Berikan tes.

e. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip

Termasuk materi  pembelajaran jenis  prinsip adalah dalil,  rumus,  hukum  (law), postulat, teorema, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah : 
(1) Sajikan prinsip
(2) Berikan bantuan berupa contoh penerapan  prinsip
(3)  Berikan soal-soal latihan
(4)  Berikan umpan balik
(5)  Berikan tes.

f.   Strategi penyampaian prosedur

Tujuan  mempelajari  prosedur  adalah  agar  siswa  dapat  melakukan  atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk  materi  pembelajaran  jenis  prosedur  adalah  langkah-langkah mengerjakan  suatu  tugas  secara  urut.  Misalnya  langkah-langkah  menyetel televisi.
Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi:
1)      Menyajikan prosedur
2)      Pemberian  bantuan  dengan  jalan  mendemonstrasikan  bagaimana  cara melaksanakan prosedur
3)      Memberikan latihan (praktek)
4)      Memberikan umpan balik
5)      Memberikan tes.

g. Strategi mengajarkan/menyampaikan materi aspek afektif

Termasuk  materi  pembelajaran  aspek  sikap  (afektif)  menurut  Bloom (1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian. Beberapa strategi  mengajarkan materi  aspek  sikap antara  lain:   penciptaan kondisi,  pemodelan atau contoh,  demonstrasi,  simulasi,  penyampaian ajaran atau dogma.

h.  Arah Pengembangan

Standar  kompetensi  dan kompetensi  dasar  menjadi  arah dan landasan untuk mengembangkan  materi  pokok,  kegiatan  pembelajaran,  dan  indikator pencapaian  kompetensi  untuk  penilaian.  Dalam  merancang  kegiatan pembelajaran dan  penilaian perlu memperhatikan  Standar  Proses  dan  Standar Penilaian.

 I. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa

 Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan  guru  menyampaikan  atau  mengajarkan  kepada  siswa.  Sebaliknya, ditinjau  dari  segi  siswa,  perlakuan  terhadap  materi  pembelajaran  berupa mempelajari  atau berinteraksi  dengan materi  pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari  materi  pembelajaran, kegiatan siswa dapat  dikelompokkan menjadi empat, yaitu menghafal, menggunakan, menemukan, dan memilih.  Penjelasan dan contoh disajikan sebagai berikut:

1. Menghafal (verbal & parafrase)

Ada dua jenis  menghafal,  yaitu menghafal  verbal  (remember  verbatim)  danmenghafal  parafrase  (remember  paraphrase). Menghafal  verbal  adalah menghafal  persis  seperti  apa adanya.  Terdapat  materi  pembelajaran  yang memang harus dihafal persis seperti  apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat,  nama  zat,  lambang,  peristiwa  sejarah,  nama-nama  bagian  atau komponen suatu benda,  dsb. Sebaliknya ada juga materi  pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal  parafrase). Yang penting siswa paham atau mengerti,  misalnya paham  inti  isi  Pembukaan UUD 1945,  definisi  saham,  dalil Archimides, dsb. 

2.  Menggunakan/mengaplikasikan (Use)

Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian  digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan untuk  menggunakan,  menerapkan  atau  mengaplikasikan  materi  yang  telah dipelajari.
Penggunaan  fakta  atau  data  adalah  untuk  dijadikan  bukti  dalam rangka pengambilan keputusan. Contoh,  berdasar  hasil  penggalian ditemukan fakta terdapatnya emas  perhiasan yang sudah jadi,  setengah jadi,  perhiasan yang telah rusak,  tungku,  bahan emas  batangan di  bekas  peninggalan sejarah di desa Wonoboyo Klaten Jawa Tengah. Dengan menggunakan fakta tersebut, ahli sejarah berkesimpulan bahwa lokasi tersebut tempat  bekas pengrajin emas.
Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Seperti  diketahui,  dalil  atau  rumus  merupakan  hubungan  antara  beberapa konsep.  Misalnya,   dalam berdagang  “Jika penjualan lebih besar  daripada biaya modal  maka akan terjadi  laba atau untung”. Konsep-konsep dalam jual beli  tersebut meliputi  penjualan, biaya modal, laba, untung, dan konsep “lebih besar”. Selain itu,  penguasaan atas  suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan. Contoh, seorang anak yang telah memahami  konsep “jam adalah  alat  penunjuk   waktu”,  akan  dapat  menggeneralisir  bahwa bagaimanapun berbeda-beda bentuk  dan ukurannya,  dapat  menyimpulkan bahwa benda tersebut adalah jam. 
Penerapan  atau  penggunaan  prinsip  adalah  untuk  memecahkan  masalah pada kasus-kasus lain. Contoh, seorang siswa  yang telah mampu menghitung luas persegi  panjang setelah mempelajari  rumusnya,   dapat  menentukan luas persegi  panjang di  manapun  dan berapapun  besarnya  panjang dan  lebar persegi panjang yang harus dihitung luasnya.  
Penggunaan  materi  prosedur  adalah  untuk  dikerjakan   atau  dipraktekkan. Seorang  siswa yang  telah  hafal  dan  berlatih  mengendarai  sepeda  motor, dapat mengendarai sepeda motor tersebut. Penggunaan  prosedur  (psikomotorik)  adalah  untuk  mengerjakan  tugas  atau melakukan  suatu  perbuatan.  Sebagai  contoh,  siswa  dapat  mengendarai sepeda motor setelah menghafal langkah-langkah atau prosedur mengendarai sepeda motor. 
Penggunaan materi  sikap adalah berperilaku sesuai  nilai atau sikap yang telah dipelajari.  Misalnya,  siswa berhemat  air  dalam mandi  dan  mencuci  setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.

3.  Menemukan

Yang  dimaksudkan  penemuan  (finding) di  sini  adalah   menemukan  cara memecahkan  masalah-masalah  baru  dengan  menggunakan  fakta,  konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari.  Menemukan  merupakan  hasil  tingkat  belajar  tingkat  tinggi.  Gagne  (1987) menyebutnya  sebagai  penerapan  strategi  kognitif.  Misalnya,  setelah mempelajari  hukum  bejana  berhubungan  seorang  siswa  dapat  membuat peralatan  penyiram pot  gantung  menggunakan  pipa-pipa paralon.  Contoh lain,  setelah mempelajari  sifat-sifat angin yang mampu memutar  baling-baling siswa dapat  membuat  protipe,  model,  atau maket  sumur  kincir  angin untuk mendapatkan air tanah.

4.  Memilih

Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih  di  sini  adalah  memilih  untuk  berbuat  atau  tidak  berbuat  sesuatu. Misalnya memilih membaca novel  dari  pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati  peraturan  lalu  lintas  tetapi  terlambat  masuk  sekolah  atau  memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dsb.

(Dikutip dari Materi Diklat Pengembangan Tema dan Bahan Ajar, Diklat Guru IPS SMP Tingkat Jenjang Dasar PPPPTK Malang Tahun 2009)

1 komentar:

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA

SAMISANOV Menjelajah Negeri